Langsung ke konten utama

My 5th Semester: PD's Family

 

Assalamu’alaikum halo semuanya, welcome back to my blog. Ciee yang nungguin update ceritanya. Okay guys, now I’m going to tell u about something memorable in my fifth semester. Actually This story is about Differential Equation family. Well, before I tell you how the story is, let me introduce the main actor and actress first. We have Khairu Agus Wijaya as a Papsky here, Nur Zahwa as a Momsky, Diva Maharani as a Kaksky, and last but not least Naqiyyah Nurrosyadah as an Adiksky. Check it out.

                                                    

*26 Agustus 2021 drama cari anggota PD

Awal terbentuknya circle ini dimulai ketika pemilihan kelompok secara mandiri oleh mahasiswa pada mata kuliah persamaan diferensial. Hari itu kami (aku, Diva, & Naqi) langsung membuat kelompok dengan membentuk kelompok seperti kelompok pada mata kuliah Evaluasi Pembelajaran. Namun ternyata setiap kelompok di MK PD ini memiliki anggota minimal 4 orang. Kami pun berdiskusi ingin merekrut satu anggota lagi. Awalnya menghubungi Vania ternyata dia sudah punya kelompok, kemudian nanya Sincia siapa aja kelompoknya. Ternyata dia juga sudah punya kelompok dan solusi terakhir terlintaslah untuk merekrut anak PMM. Kemudian sesuai kesepakatan, kami pun akan mengajak Khairu karena keliatan aktif dan disenangi Pak D di awal pertemuan. Yang bertugas menghubungi Khairu ini ya Naqi karena dia slowresp abis jadi sampe keluar capslock wkwkwk. Naqi chat abis MK PD sekitar jam 3 sorean lah, tapi baru dibales hampir jam 10 malem. Untung diterima, kalo ditolak tambah kesel dong. Setelah diterima bingung dong mau di add ke grup Eval atau bikin grup baru dan akhirnya besoknya bikin grup dengan nama “Ambiz PD”. First impression gue udah jelek dong di grup karena salah forward materi. Bahan diskusi Anril salah kirim ke grup itu. Singkat cerita diskusi terkait waktu buat diskusi untuk konsul pertama. Dan kemudian Diva mengganti nama grup menjadi “Go A untuk PD” dengan harapan nama grup bisa jadi kenyataan.

Suasana kisruh nungguin jawaban Khairu

*27 Agustus 2021, our first vidcall

Hari ini sekalian kenalan lagi sama Khairu sebelum meet buat diskusi supaya dia ga canggung di grup. Disepakati diskusi abis isya jam 20.00 trus diskusi mau Gmeet/ Zoom dan Naqi pun langsung ngirim link zoom dengan waktu 08:00 PM, trus Khairu reply dong “ok, jam 10 WIT”. Dari sana baru tahu kalo dia orang Jawa yang dibesarkan di Merauke, kami kira tinggal di Semarang dekat kampusnya UNNES. Dan lebih surprised nya lagi, dia bisa bahasa Mandarin, temen gue banget ga tuh wkwkwk finally ada temen ngomong Mandarin. Oke skip, langsung ke cerita our first vidcall aja ya guys. FYI dia telat, jadi Cuma kami bertiga yang belajar duluan, terus setelah kira-kira sejam baru dia join karena ketiduran katanya. Maklumlah takut ketiduran pas diskusi jadi tidurnya sebelum diskusi, and then dari sinilah kenal kontak Takim karena HP nya lowbat, kemudian pas dia masuk udah hampir selesai belajar tinggal curcoll nya aja, tapi belajar bentar lagi baru curcol. Dan ga terasa udah udah hampir jam 23.00 wib artinya 01.00 Wit disana. Obrolannya pun mulai random banget, dari gombalan-gombalan, tukeran IG, cerita adat dan budaya, Diva sama Khairu ngobrol Jawa, dan lain-lain.

Our first Vidcall

*22 September 2021, mamsky dan papsky call

Hari ini hari Rabu, udah hampir satu bulan kami kenal dan mulai memahami karakter masing-masing. Ada pertemuan PD hari ini dan grup pun hidup, random banget bahasannya ngomongin kapan mau konsul, bahas PLP kating, dan lain-lain. Hari inipun ada drama kalo aku habis kuota di 30 menit terakhir Zoom, sampe minta tolong Naqi buat double device. Trus muncullah kalimat-kalimat “Papa lagi nyari duit buat beliin mama kuota, beliin kakak eskrim, dan beliin adik martabak” dari sana mulailah panggilan itu menjadi tetap menjadi Papsky, Mamsky, Kaksky, dan Adiksky. Dari sinilah drama keluarga pun muncul. Banyak teman-teman yang nanyain udah jadian ya? Kalo TOD ditanya baper ga? Hadeuhhh. Setiap minggu kami belajar buat konsul, setiap minggu meet via zoom/ VC maupun telpon. Banyak kejadian berkesan terjadi mulai dari panggilan diangkat ibunya Khairu, telponan sampe 5 jam, curcol dari hal penting sampe hal yang ga penting sekalipun, ngebucin ga jelas di grup, ngambizz buat masuk green zone, saling nyemangatin, foto keluarga virtual, cariin kaksky dan Adiksky jodoh sama anak PMM dengan kandidat Syahrul, Stepanus Bani, Zafar, dan Irwinsyah, pokoknya every moment that we had is special. FYI telpon masuk dan vidcall masuk di hpku selama 4 bulan itu mostly dari grup PD. Miss u all guys.


*16 November 2021 foto keluarga

Mungkin hari itu adalah hari terakhir kita diskusi materi sebelum pengumuman zona hijau periode pertama. Pada hari itu juga aku sudah mulai sering ga ikut diskusi karena ada kelas yang berbarengan. Sedih iya, ga enak hati juga iya. Tapi ya mau gimana lagi, pas join zoom eh, mereka udah selesai belajarnya. Jadi aku Cuma curcol-curcol ga jelas. Hari ini kami foto bak layaknya keluarga bahagia gitu deh. Foto di Switszerland, foto gaya kelompok 4, foto gini, gitu. Yah walaupun virtual vibesnya masih kerasa.

*24 November 2021 pengumuman zona hijau periode I

Hari ini dagdigdug sekali karena akhirnya tiba hari dimana seakan-akan ada pengumuman antara masuk surga dan neraka. Akupun sudah siap dengan dresscode hijau dari jilbab sampe celana dengan harapan masuk zona hijau. Hari itupun menunjukkan pukul 08.00 wib namun Pak Darmo blm hadir. Setelah beberapa menit terdengar suara yang sangan bersemangat menyapa semuanya. Yups beliau sudah hadir. Jeng jeng betapa terkejutnya bahwa berdasarkan perolehan skor Alhamdulillahnya Papsky menjadi peserta terbaik kedua dan aku menjadi peserta terbaik ketiga pada mata kuliah Persamaan Diferensial. Sedangkan kaksky dan adiksky berada di garda terdepan zona oren. Terharu bingits. Kaksky dan Adiksky harus tetap berjuang buat masuk zona hijau karena one step closer. Semangat, Jiayou, Ganbatteeeee.


*7 Desember 2021 pengumuman zona hijau periode II

Sejak pengumuman periode pertama kami melihat perjuangan adiksky dan kaksky belajar. Malam sebelum pertemuan, hari sebelum pertemuan sibuk mencari pertanyaan. Danpada akhirnya tibalah Hari ini kami dapat kabar bahagia lagi, Alhamdulillahnya Adiksky masuk green zone periode 2. Congratulation Adiksky <3. Sedangkan kaksky berpotensi untuk masuk zona hijau dan besok merupakan pertemuan ke 16 dari mata kuliah PD. Burn geni telu kaksky.

Pengumuman zona hijau periode 2

*8 Desember 2021 pengumuman zona hijau periode III

Do you know guys, it’s the end of our story in this semester. Finally semuanya masuk zona hijau. Congratulation kaksky <3. We’re proud of you. Alhamdulillah nama grup di awal adalah doa untuk kita menuju zona hijau. Thank you guys sudah mewarnai hari-hariku dengan penuh perjuangan. Perjuangan konsul, temen curhat, temen nanya pendapat, temen bahagia pokoknya. Maaf kalo aku tidak banyak membantu kalian untuk mendapatkan zona hijau, semua hasil yang kalian peroleh adalah hasil kerja keras kalian sendiri. Proud of you. Semoga rasa kekeluargaan ini tetap terjaga silaturahminya ya. Terima kasih sekali lagi buat kenangan di semester ini, Big Thanks guys. Insyaallah will be continue and ada kisah meet up offline yaa…. Love u all guys, see you when I see u


Pengumuman zona hijau periode 3

                                                                 



 

 

Komentar

  1. Momen akward ketika di suruh bentuk lope sm adiksky wkwkkwk

    BalasHapus
  2. duh jadi mellow ga sih😭😭
    tysm for all da memories in this semester, paps, mams, kaks🥺
    luvv, see u when i see u!!💞

    ps: bakal kangen ngambis belajar sampe tengah malem tiap malem rabu dan telponan geger ggra dibales ibu di ruang konsul😭😀

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

A Long-Distance Love, Written by Allah

Every great story begins with something small—an encounter, a message, or even a shared screen. Ours began quietly too, not with fireworks, but with formulas and Zoom meetings. It was 2021, and I was enrolled in a Differential Equations class at Universitas Sriwijaya. Everything was held online due to the pandemic, and that’s when I first saw his name pop up—Khairu Agus Wijaya, a calm and focused student from Merauke, Papua, who was joining through the Merdeka Student Exchange Program (PMM). We weren’t the only ones with cameras on, and there were no breakout rooms, but there were small-group discussions that consisted of four people. But somehow, amidst the grid of faces and silence between lectures, we began to notice each other. Our first interaction wasn’t even in Indonesian—it was in Mandarin, a language we both happened to be learning. That small spark led us to chat more through the class WhatsApp group. We began exchanging ideas about assignments, encouraging each other before...

Cerpen: Ikatan Takdir Al Azhar

Study or Married Ikatan Takdir Al Azhar                 “ Ini secercah kisah kehidupanku yang penuh akan lika-liku alur perjalanan dari titik awal hingga ke akhir. Aku menemukan berbagai   rambu-rambu di setiap persimpang a n. Ketika waktunya untuk berhenti, aku akan mencoba untuk berhenti. Di saat aku harus memutar arah ke belakang, maka aku akan melihat masa lalu yang hampir sirna atau bahkan masih terngiang-ngiang di kepalaku dan sekejab akan menikung untuk menghindari tabrakan beruntun di sepanjang tol. Semua orang tidak akan tahu tentang nasib yang akan menyelimuti setiap waktu di sepanjang rute perjalanan umurnya. Kisahku dan kisahmu akan saling berhubungan.” Mungkin hanya itulah sepenggal paragraf yang masih ku ingat saat kita membaca sebuah novel bersama dikala putih abu-abu masih menjadi identitas kita dan toko muslim menjadi vila yang nyaman untuk persinggahan sehabis pulang sekolah. ...

To XB AIS Class: A Letter From Your Grateful Teacher

As my days at SMA IT Raudhatul Ulum come to an end, I find myself overwhelmed with gratitude, love, and—above all—deep sadness. Resigning from a place that has given me so much is not easy. But what makes it even harder is saying goodbye to a group of students who have left a permanent mark on my heart: XB AIS Class . This class wasn’t just a teaching assignment. It became a safe space, a little home inside the school walls. I still remember my first day with them. I didn’t know yet how close we would become, how they would end up becoming the most beautiful part of my journey in this school. These students—my students—taught me that love can be expressed in countless ways, even in a teacher-student relationship. Though I am older, and though I am supposed to be the one nurturing them, they were the ones who showed me love every day . Some of them encouraged me with kind words, always knowing the right thing to say when I looked tired or overwhelmed. Some gave me gifts—small, thou...